Minggu

Bayi Kembar Dalam Kandungan

Bayi Kembar yang belum lahir telah difilmkan berdasarkan interaksinya dengan masing-masing selama 14 minggu kehamilan oleh para peneliti di Italia. Para peneliti, dipimpin oleh Dr. Umberto Castiello dari University of Padova, mereka mendokumentasikan perilaku bayi kembar di dalam kandungan pada 14 samapi 18 masa kehamilan sang ibu menggunakan teknologi USG 4D.
mereka membagi 3 frase berbeda dalam penelitian ini,sentuhan,pergerakan,dan fantastis atau luar biasa.
sentuhan, Mereka menemukan bahwa, mulai dari minggu ke 14 dimasakehamilan, si kembar melakukan sentuhan khusus kepada saudaranya didalam rahimnya.
Pada minggu ke-18 Bayi Kembar Dalam Kandungan melakukan lebih banyak kontak dengan satu sama lain dan peneliti menyimpulkan bahwa mereka “menghabiskan hingga 30 persen waktu mereka untuk menjangkau dan membelai masing masing dari mereka”
Hal ini juga menyimpulkan bahwa pada minggu ke 18 di masa kehamilan, Janin Bayi Kembar Dalam Kandungan tidak hanya menampilkan gerakan yang diarahkan pada dinding rahim, tetapi juga gerakan-gerakan khusus ditujukan untuk rekan-kembarnya didalam rahim
Penelitian ini didasarkan pada studi yang melibatkan lima pasang ibu yang mengandung Bayi Kembar Dalam Kandungannya, yang dipantau selama dua sesi investigasi dan di rekam direkam selama 14 minggu dan 18 kehamilan. (baca juga asal usul bayi kembar)
Pada bulan Oktober seorang dokter menemukan suatu hasil yang sangat fantastis dalam penelitianya,dia telah menangkap gambar sepasang Bayi Kembar Dalam Kandungan yang baru berusia 17 minggu yang tersenyum dalam rahim ibunya.
Gambar yang luar biasa tersebut disambut bahagia oleh keorang tua bayi tersebut, Sam dan Louise Henry.
Prof. Stuart Campbell, yang mengambil gambar, mengatakan: “Ini adalah ekspresi gembira dari kemanusiaan janin.”
Prof. Campbell, mantan kepala kebidanan dan ginekologi di King College dan rumah sakit St George di London, menambahkan: “Saya telah melihat wajah seorang bayi didalam rahim ibunya menangis sekitar 18 atau 19 minggu
Dia mengatakan bahwa dia tidak tahu apa yang menyebabkan ekspresi wajah pada bayi tersebut namun “Ini adalah bagian dari urutan pergerakan sang bayi mulai dari menguap, membuat gerakan pernapasan, membuka kelopak mata dan, mungkin saja, itulah hal yang membuat wajah seoarang bayi seperti menangis

Senin

Placenta Previa

" Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari Ilmu yang tidak bermanfaat,
dari hati yang tidak khusyu, dari hawa nafsu yang tidak pernah kenyang
dan dari doa yang tidak di kabulkan" (HR. Muslim [2722])


Apa dan Bagaimana mengatasinya ?

Mendengar dokter menyebut Anda menderita placenta previa, apa reaksi Anda? Terkejut, takut, khawatir…berbagai rasa berkecamuk… Untuk mengatasi kekhawatiran Anda, artikel berikut ini menjelaskan apa itu placenta previa dan bagaimana mengatasinya…

Placenta previa pada dasarnya adalah kondisi dimana posisi placenta terlalu dekat atau bahkan menutupi servik. Plasenta adalah organ vital yang menjadi jembatan antara ibu dengan bayi dan menyuplai nutrisi melalui tali pusar janin Anda. Anda mungkin pernah mendengar bahwa plasenta sebenarnya bisa bergerak, tapi dalam kenyataannya ia tetap berada di tempatnya. Namun uterus secara perlahan berubah dan mengembang seiring dengan bayi yang belum lahir, jadi posisi plasenta bisa berubah selama kehamilan.

Dalam kehamilan yang masih muda, placenta previa bukan masalah karena posisinya akan berubah seiring dengan waktu sampai kehamilan masuk usia ke-sembilan. Tetapi jika diagnosa dokter baru diketahui setelah kehamilan mendekati masa kelahiran ini berarti “masalah”. Posisi dari plasenta kemudian dicek melalui USG. Karena itulah pentingnya bagi anda pada masa-masa trimester terakhir kehamilan secara teratur memeriksakan kehamilan.

Jika kondisi placenta previa terus berlangsung sampai saat kandungan semakin tua, dapat menyebabkan perdarahan dalam trimester ketiga. Bisa juga menyebabkan kelahiran dini yang membuat bayi lahir prematur. Jika plasenta menutupi seluruh serviks atau sebagian dari serviks saat Anda akan melahirkan sulit diharapkan bisa melahirkan dengan normal atau jika terpaksa harus dengan bedah Caesar. Meskipun ini bukan cara yang ideal, namun yang paling penting baik Anda maupun bayi dapat terselamatkan.

Jika usia kehamilan memasuki minggu ke-19 dan memperlihatkan posisi plasenta di bawah, hanya 10% wanita yang terancam komplikasi sampai menjelang persalinan. Ini berarti 90% plasenta diharapkan masih bisa berubah posisinya kearah normal. Perubahan letak plasenta pada usia kandungan masihmuda ini juga masih mungkin terjadi karena jumlah cairan ketuban masih banyak dan memungkinkan janin bergerak memutar ke berbagai arah yang dikehendaki janin. Namun seiring dengan usia kandungan yang semakin tua, maka biasanya cairan ketuban akan semakin berkurang sampai menjelang masa persalinan. Nah, pada masa inilah biasanya placenta previa jadi bermasalah saat janin sudah berubah posisi namun letak placenta tetap menutupi jalan lahir, sehingga sudah sulit untuk diharapkan kembali ke letak yang seharusnya. Masalahnya pada usia kandungan di trimester terakhir, cairan ketuban sudah semakin sedikit dan besar bayi sudah semakin memenuhi ruang rahim.

Penanganan terhadap plasenta previa tidak sesederhana yang kita kira. Dokter akan memonitor secara teratur dengan USG untuk melihat dimana letak plasenta dan Anda tentu diminta untuk banyak istirahat, Disarankan untuk puasa hubungan seks dan menghindari pekerjaan yang berat-berat. Artinya mintalah pengertian suami untuk ikut membantu pekerjaan rumah. Dalam kasus yang ekstrim, dimana terjadi perdarahan, Anda harus “bedrest”.

Perdarahan pada placenta previa terjadi karena perubahan pada serviks di akhir masa kehamilan. Sejalan dengan perubahan pada serviks atau mulai melebarnya pembuluh darah kemudian pecah dan terjadi perdarahan, kadang-kadang dengan jumlah yang cukup banyak. Amat penting untuk segera melaporkan pada dokter yang akan menolong persalinan Anda. Yang melegakan, kasus semacam ini termasuk jarang terjadi. Kalaupun terpaksa dilakukan bedah Caesar, kondisi bayi aman-aman saja.

Ada kemungkinan pasca melahirkan ibu yang menderita placenta previa mengalami perdarahan namun dokter biasanya sudah memperhitungkan tindakan yang perlu dilakukan. Artinya dokter sudah mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi dan dokter pasti sudah meminta stafnya untuk siap menangani Anda.

Mereka yang termasuk berisiko tinggi mengalami placenta previa adalah yang mengandung bayi kembar, perokok atau yang punya penyakit berat. Anda juga termasuk yang berisiko tinggi jika sebelumnya pernah operasi Cesar atau operasi lain yang berkaitan dengan kandungan. Sebaiknya kemukakan catatan riwayat penyakit anda pada dokter sehingga selama kehamilan dokter akan selalu siap memonitor kesehatan Anda.

Placenta previa adalah komplikasi yang terjadi pada kehamilan. Namun sejauh ini tidak terlalu banyak yang mengalaminya. Penanganannya cukup singkat dan hampir di setiap kasus, dokter berhasil menyelamatkan ibu dan bayinya meskipun lebih sering harus dengan bedah Cesar.
Jika placenta previa tidak dapat kembali ke posisi semula dengan sendirinya, ada beberapa cara untuk menanganinya. Antara lain dengan “bedrest” dan kehamilan Anda akan selalu dimonitor melalui USG. Jika mulai terjadi perdarahan yang banyak atau terjadi beberapa kali kontraksi maka Anda harus segera ke rumahsakit karena mungkin saja akan segera melahirkan.

Penanganan placenta previa tergantung pada letaknya
  • Complete Previa : jika benar-benar menutupi serviks dan tidak memungkinkan ibu melahirkan dengan normal. Jadi dokter akan memutuskan untuk segera dilakukan bedah Cesar
  • Partial Previa : plasenta menutupi sedikit saja serviks, masih dimungkinkan ibu melahirkan dengan cara normal
  • Marginal Previa : plasenta berada di tepi serviks namun tidak menutupi jalan lahir.

Ibu dengan placenta previa berisiko tinggi mengalami perdarahan selama atau pasca melahirkan. Karena kehilangan banyak darah, ibu mungkin menderita anemia sehingga diperlukan suplemen zat besi . Placenta previa terjadi pada 1 dari setiap 200 kehamilan. Biasanya banyak terjadi pada kehamilan kembar, juga karena faktor usia misalnya sudah berusai 35 tahun lebih saat hamil. Namun selama ini diketahui ibu yang melahirkan dengan kasus plasenta previa tetap memiliki bayi yang sehat dan dapat tumbuh normal.. by: ysm 9months

Selasa

Syarat Menjadi Dosen Harus Minimal S2

Semarang - Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yang mengatur, bahwa setiap pengajar mahasiswa D-3 dan S-1 minimal S-2, menjadi ganjalan bagi semua dosen di Jawa Tengah dan DIY. Pasalnya, ribuan dosen yang tersebar di perguruan tinggi swasta Jateng dan DIY, masih bergelar S-1.Di Kopertis wilayah DIY, tercatat ada 2.300 dosen masih bergelar S-1, demikian juga di Kopertis wilayah Jawa Tengah.Ketua Badan Kerjasama PTN-PTS Jateng/DIY, Prof.Sudijono Sastroatmodjo mengungkapkan, banyaknya dosen yang mengajar mahasiswa S-1 belum bergelar S-2 tersebut, dikarenakan tidak adanya program studi S-2 linier atau program studi yang tidak membuka jenjang S-2. Sudijono yang juga Rektor Universitas Negeri Semarang mengharapkan, pemerintah bisa memfasilitas para dosen yang masih bergelar S-1 tersebut, sehingga tidak akan berbenturan dengan aturan yang ada.
“Dosen yang mengajar di Jawa Tengah hampir semuanya S1, hal ini karena tidak ada program S2 linier atau program studi yang tidak membuka jenjang pendidikan S2,” ujar Sudjiono kepada kabar17.com.
Diketahui, tambah Prof. Sudijono, tahun 2014 mendatang, semua dosen yang mengampu mahasiswa S-1 harus sudah mengantongi ijazah S-2 sesuai dengan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. (ris/bye)

Rabu

10 Tips Memulai dan Menjalankan Bisnis Kecil

Banyak literatur dan ahli bisnis yang mengingatkan bahwa modal uang bukanlah hal utama yang penting dalam memulai usaha. Namun sebuah tips dari www.smallbusiness.findlaw.com justru menempatkan masalah permodalan dalam bentuk uang pada tingkatan pertama yang harus diperhatikan dalam memulai dan menjalankan bisnis kecil. Berikut tips yang diberikan:

1. Simpan uang sebanyak mungkin sebelum memulai bisnis Terlalu sering, orang-orang masuk ke bisnis tanpa banyak simpanan secara eksklusif menggunakan pinjaman uang dari teman, bank. Mereka mengecualikan kesanggupan memulai pembayaran kembali pinjaman jalan yang benar dengan keuntungan mereka. Apakah pemilik bisnis ini tidak menyadari bahwa hal tersebut dapat mengambil berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk mendapatkan keuntungan. Dan sekali ketika pemberi pinjaman menemukan sebuah bisnis tidak seberuntung yang diharapkan, ia mungkin akan meragukan pinjaman atau menolak untuk memperbaharui pinjaman untuk tahun lainnya. Sering pemilik bisnis baru kemudian harus mengambil pinjaman home equity atau menggunakan kartu kredit untuk membayar pinjaman mereka. Sebuah rencana lebih baik menyimpan sebanyak mungkin kebutuhan investasi uang, termasuk biaya hidup untuk tahun pertama usaha atau bahkan dua tahun. Rintangannya adalah bahwa bisnis Anda tidak akan dapat untung dalam satu atau dua tahun. Sekalipun Anda mendapatkan banyak dari bisnis yang datang dan pelanggan Anda membayar tepat waktu, dimana tidak selalu sesuatu yang meyakinkan, Anda akan ingin dapat menginvestasikan paling banyak uang Anda kembali ke dalam ruang bisnis, perlengkapan, iklan dan kebutuhan asuransi.

2. Berpikir sederhana. Jangan menyewa tempat jika Anda dapat bekerja di tempat lainnya, dan jangan meng-hire karyawan hingga Anda dapat membuat mereka sibuk. Orang yang memulai bisnis kecil mereka dengan murah, sering dalam sebuah garasi, ruang kecil atau mencari-cari beberapa ruang lain, dan menciptakan barang atau jasa pertama mereka dengan lebih berkeringat dari uang, memiliki kemewahan dari membuat calon kesalahan yang tidak dapat dihindarkan pada skala kecil. Dan dengan tepat karena memutar dengan cepat di awal jangan mengubur mereka dalam utang karena biasanya dapat mempelajari dan memulihkan dari mereka.

3. Lindungi aset pribadi Anda. Ketika Anda masuk dalam bisnis untuk diri Anda sendiri, Anda biasanya secara pribadi dapat dikenakan untuk semua pertimbangan dan utang untuk membuat bisnis. Termasuk pinjaman bisnis, pajak, utang uang kepada supplier dan tuan tanah, dan beberapa pertimbangan melawan terhadap bisnis sebagai hasil tuntutan perkara. Jika Anda tidak melindungi diri Anda sendiri, seorang kreditur dapat berusaha pada aset pribadi Anda, seperti mobil dan rumah Anda, untuk membayar utang tersebut. Ketika Anda dapat melindungi diri sendiri melawan tuntutan perkara dengan membeli kewajiban asuransi, ini tidak akan membantu Anda dengan utang bisnis. Jika Anda akan menjalankan utang besar, pertimbangkan bentuk sebuah perusahaan atau limited liability company. Hanya satu orang dapat membentuk tipe bisnis ini.

4. Mengerti bagaimana dan jika  Anda akan membuat sebuah keuntungan. Anda seharusnya dapat menyatakan dalamhanya beberapa kalimat bagaimana rencana bisnis Anda untuk membuat sebuah keuntungan substantial. Untuk pemula, Anda butuh untuk mengetaui biaya Anda, Bagaimana banyak Anda kan menghabiskan persediaan pembelian, membayar sewa, kompensasi karyawan, dan mencakup apa mungkin menjadi sesuatu dengan aneh daftar panjang biaya lainnya. Kemudian Anda dapat memperhitungkan secara tepat bagaimana banyak Anda membutuhkan untuk menjual setiap bulan atau bagaimana banyak uang untuk mencakup pengeluaran tersebut dan memiliki keuntungan cukup disampingnya. Angka-angka ini adalah semua yang Anda butuhkan untuk menciptakan analisis break event.

5. Buat rencana bisnis, tidak masalah seberapa pendek. Memahami angka-angka keberuntungan dan menciptakan sebuah analisis break even adalah langkah pertama dalam membuat rencana bisnis. Untuk perusahaan kecil, porsi kunci dari rencana bisnis adalah analisis break even, peramalan untung rugi, dan proyeksi cash flow. Sekalipun bisnis Anda besar dari pekerjaan atau menjual produk, jika Anda tidak mendapatkan bayaran dalam 90-180 hari, Anda tidak akan bertahan meskipun Anda telah merencanakannya. Dengan cash flow di tempatnya, sebaik sebuah peramalan untung rugi, Anda dapat bekerja dengan ide bisnis Anda dan meningkatkannya sebelum dimulai, dan melanjutkan untuk menggunakannya setelah dimulai.Menciptakan sebuah rencana bisnis juga mengijinkan Anda untuk menentukan biaya dimulainya proyek dan apa strategi pemasaran. Jika Anda tidak dapat membuat angka-angka bekerja pada kertas, Anda tidak akan dapat membuat mereka bekerja dalam kehidupan yang nyata.

6. Dapatkan dan jaga sebuah bingkai kompetitif. Membangun sebuah bingkai kompetitif ke dalam pabrik bisnis Anda adalah secara krusial penting untuk kesuksesan jangka panjang. Beberapa cara untuk mendapatkan bingkai ini adalah dengan mengetahui lebih dari kompetitor, membuat produk yang sulit atau tidak mungkin untuk ditiru. menjadi dapat untuk menghasilkan dan mendistribusikan produk dengan lebih efisien, memiliki lokasi lebih baik, atau menawarkan customer service superior Satu cara menunggu untuk bingkai kompetitif Anda adalah untuk melindungi rahasia perdagangan Anda-informasi rahasia yang memberikan keuntungan kompetitif dalam pasar. Contoh rahasia perdagangan termasuk daftar pelanggan, metode survei, strategi pemasaran, dan teknik manufaktur. Langkah lain untuk menjaga bingkai kompetitif adalah bereaksi secara cepat terhadap berita buruk. Sekali Anda melihat bahwa bisnis Anda menghadapi beberapa jenis kekurangbaikan, Anda butuh untuk datang dengan sebuah rencana untuk sepakat dengan segera. Termasuk didalamnya memindahkan kantor, memperkenalkan produk atau jasa baru, ataumengembangkan sebuah jalan lebih baik untuk mendapatkan pelanggan.

7. Tuangkan semua persetujuan dalam bentuk tulisan. Hukum di negara mensyaratkan Anda untuk memiliki beberapa kontrak dan persetujuan dalam tulisan. Sekalipun tidak disyaratkan secara legal, adalah bijaksana meletakkan hampir semua dalam tulisan, karena persetujuan oral dapat sulit dan tidak mungkin untuk dibuktikan. Termasuk di dalamnya perjanjian rental, perjanjian storage, kontrak untuk layanan, surat penawaran pekerja, order pembelian dan sebagainya

8. Hire dan Jaga Orang-orang yang Bagus. Tujuan Anda seharusnya meng-hire dan mempertahankan dengan sungguh-sungguh karyawan yang ulung, tidak hanya dengan alasan yang kompeten. Seorang yang berkompeten tinggi dan karyawan yang sungguh anstusias paling tidak dua dan kadang-kadang tiga kali seberharga seorang berkeahlian rata-rata. Untuk menciptakan sebuah kekuatan pekerja yang stabil dan senang, penting tidak hanya karyawan Anda percaya diperlakukan secara fair, tetapi bisnis Anda respect. Karyawan dan kontraktor yang suka pekerjaan mereka akan menghadirkan kepada Anda yang baik dalam dan di luar pekerjaan. Dan pelanggan akan lebih mungkin sekali menjadi loyal dan merekomdasikan kepada teman mereka.

9. Ambil perhatian status hukum karyawan. Ketika Anda meng-hire pekerja sebagai kontraktor independen, yakinkan mereka seharusnya tidak seharusnya sungguh dikenakan pajak sebagai karyawan. Satu cara untuk membantu menghindari masalah adalah dengan memiliki kontrak tertulis yang ditandatangani pekerja. Ketika meng-hire karyawan, karyawan menandatangani surat penawaran kerja yang membuat clear hubungan pekerjaan yang akan dijalani.Kecuali pada level eksekutif, Anda tidak seharusnya memiliki karyawan menandatangani kontrak pekerjaan—ini dapat membatasi kemampuan Anda untuk mengubah kondisi pekerjaan sebagaimana kebutuhan perubahan bisnis dan subjek tandar hukum yang lebih tinggi.

10. Bayarkan tagihan Anda lebih awal. Dalam dunia nyata, dimana sebuah reputasi untuk menjaga satu kata adalah aset penting yang besar, strategi baik adalah satu dari dua membayar tagihan di depan atau membayar lebih awal, Anda mendapatkan kepercayaan, membangun sebuah profil kredit yang positif.
Disadur dari www.wirausaha.com

Minggu

5 Bukti Ibu Bekerja Itu Luar Biasa

Ada perempuan yang berani berhenti bekerja karena ingin berfokus mengasuh anak secara maksimal. Namun, ada pula perempuan yang belum mendapatkan “kemewahan” tersebut sehingga tetap harus bekerja sambil mengurus keluarga.

Tidak ada yang perlu disalahkan atau disesali saat Anda menjalani pilihan yang terakhir ini. Meskipun secara kuantitas waktu Anda bersama anak akan berkurang, namun ada hikmah lain yang bisa Anda dapatkan. Menyeimbangkan waktu antara karier, keluarga, dan me-time ternyata membantu mengajarkan anak mengenai disiplin dalam manajemen waktu dan etika kerja yang kuat. Selain itu, tanpa Anda sadari Anda pun tumbuh menjadi perempuan yang cekatan dan tak mudah menyerah.


1. Anda turut mencari nafkah untuk keluarga kecil Anda, mengelola keuangan sehari-hari, dan memastikan masih ada tabungan untuk digunakan sebagai biaya pendidikan anak, kesehatan, bahkan liburan! Semua itu Anda lakukan sambil tetap mengenakan rok pensil dan sepatu berhak tinggi, karena sering kali Anda tak sempat pulang ke rumah atau berganti busana sepulang dari kantor agar bisa mampir ke supermarket untuk membeli bahan makanan dan memasaknya.


2. Pekerjaan di kantor sebagai sekretaris atau staf marketing communication membuat Anda menguasai pekerjaan perencanaan, mendelegasikan tugas, dan merancang acara. Saat menyiapkan liburan keluarga, misalnya, Anda tetap dapat melakukan semua pekerjaan di kantor sambil sesekali mencuri waktu untuk browsing paket liburan termurah. Selain itu, Anda juga mencari alternatif tempat-tempat yang ingin Anda kunjungi di tempat tujuan.


3. Anda begitu percaya diri dan tetap nyaman untuk mengetahui kapan Anda harus mencari bantuan, dan selalu menemukan orang yang terlatih untuk melakukannya. Ketika waktu Anda tersita menyiapkan bahan presentasi atasan untuk meeting nanti sore, misalnya, Anda sigap meminta orangtua, atau adik Anda mengambil alih tugas Anda menyiapkan goodie bags untuk pesta ulang tahun si kecil misalnya.


4. Anda bisa memilih teman-teman Anda dengan bijak dan meluangkan waktu dengan perempuan-perempuan hebat lainnya yang bisa memotivasi semangat dan energi Anda. Dari pertemuan dengan mereka Anda dapat menyerap banyak informasi mengenai dokter anak yang hebat, sekolah yang menerapkan sistem pendidikan tanpa melupakan pembangunan karakter, juga menerima undangan-undangan untuk mengikuti talkshow tentang wirausaha atau apapun yang dapat memberdayakan Anda.


5. Begitu tiba di rumah, Anda dapat melepaskan semua atribut Anda sebagai perempuan karier dan menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak. Ketika Anda harus cuti untuk mengambil rapor atau menemani acara outing anak, Anda tidak memandangnya sebagai sesuatu yang membebani pikiran. Anda tak mengkhawatirkan apakah pekerjaan di kantor beres karena menganggap momen cuti ini betul-betul untuk rileks dan membangun ikatan dengan anak.


 

 

 

 

 

sumber: kompas female

Rabu

Pilihan Allah Yang Terbaik

Tidak ada kenikmatan dalam hidup melebihi merasakan manisnya iman. teman, hanya orang yang hatinya teguh dan penuh dengan rasa cinta kepada Allah lah orang-orang yang selalu diberikan pilihan terbaik oleh Allah, karena apa-apa yang diminta oleh seorang hamba yang terbaik dari sisi RabbNya tiada lain cara mendapatkannya dengan bertakwa sepenuh hati dan sungguh-sungguh kepada Allah.

Rasulullah Salallahu 'alaihi wassalam bersabda: Janganlah kamu menganggap lambat datangnya rezeki , sebab malaikat Jibril menyampaikan kepadaku bahwa salah seorang diantara kamu tidak akan dapat keluar dari dunia ini  , kecuali telah menyempurnakan rejekinya.  Oleh karena itu hendaklah engkau takut kepada Allah , wahai sekalian manusia. Dan usahakanlah dalam mencari rejeki dengan jalan yang baik. , Maka apabila salah seorang diantara kamu menganggap bahwa rejekinya lambat  , janganlah kamu mencari dengan cara berbuat ma’siat kepada Allah , Sebab anugerah dari sisi Allah hanya bisa didapat dengan menaatiNya. ( HR. AL Hakim )


demikian juga masalah jodoh atau pasangan hidup teman, ia merupakan bagian rezeki dari Allah 'azza wa jalla. beberapa hari ini, sebenarnya sih udah beberapa waktu yang cukup lama, aku banyak mendapatkan teman-temanku yang telah menikah namun sebelumnya mereka berpacaran, mengeluhkan rumah tangganya tidak bahagia.

seperti apapun usaha mereka menyembunyikan ketidakbahagiaan itu dengan tipuan kebahagiaan palsu, tetap saja hati tidak akan pernah berbohong. salah satu temanku bahkan sepertinya menyesali pernikahan yang telah ia jalani padahal dulu seingatku sewaktu berpacaran, sepertinya istrinya tidak ada celah keburukan di matanya, namun aneh setelah menikah dia justru gelisah dan menyesali. sungguh hal yang hampir tidak bisa masuk di akalku.

beda lagi dengan temanku yang menikah dengan cara yang benar-benar terjaga tidak dimulai dengan pacaran, namun dilakukan dengan cara yang insyaAllah di ridhoi Allah, setiap dia bercerita sepertinya cintanya kepada suaminya semakin bertambah dan bertambah, sungguh membuatku sangat jeaolus dengan kehidupan rumah tangganya ( semoga nanti aku juga seperti itu setelah menikah ^^ ). 

suatu hari aku bertanya kepadanya, kenapa kau begitu bahagia saudariku? sungguh aku sangat jeaolus melihatmu begitu mencintai suamimu saat ini. maka dari sana tersadarlah aku bahwa setiap lantunan do'anya dia hanya meminta satu saja " Ya Allah Ya Tuhanku, berikanlah aku suami yang terbaik dari sisi Engkau, yang Engkau ridhoi"

aku mengingat-ngingat rupanya temanku ini berdo'a seperti do'anya nabi Zakariya ketika meminta seorang anak kepada Allah, ya dan Allah mengabulkan do'a tersebut kemudian memberikan anak yang soleh bernama Yahya. Subhanallaah....
Dalam Surat Maryam ayat 5 -7 Allah berfirman:

Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera.

yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai.

Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.

Allahu Akbar...sungguh...sungguh yang terbaik hanyalah dari sisi Allah...maka teman, lihatlah pada dirimu, apabila engkau mencari segala sesuatu dengan bermaksiat kepada Allah maka ketahuilah teman, apapun yang engkau dapatkan, entah apakah itu harta, kekayaan, jabatan, suami, istri, itu semua bukanlah lah dari sisi Allah karena engkau mendapatkannya dengan jalan bermaksiat. dan teman, berhati-hatilah karena sesuatu yang bukan berasal dari sisi Allah tidak akan pernah membawa keberkahan hidup, apabila keberkahan hidup telah hilang, maka jangan pernah kau berharap datangnya kebahagiaan sejati dalam hidupmu. dan silahkan menikmati hidupmu dalam kebahagiaan semu.

dan mulai sekarang teman, apabila engkau sangat merindukan seorang pujaan hati yang taat dan bertakwa kepada Allah, maka sekali lagi teman, tiada lain cara mendapatkanya, hanya dengan bertakwa kepada Allah dan menaatiNya dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati. dan satu lagi kuncinya teman, bersabarlah dalam bertakwa kepada Allah dan berprsangka baiklah selalu kepada Allah, mintalah kepadaNya dengan perasaan harap dan cemas, dan kemudian tunggulah teman, Allah akan memenuhi janjiNya....

Imam adz-Dzahabi[1] dan Ibnu Katsir[2] menukil dalam biografi shahabat yang mulia dan cucu kesayangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa pernah disampaikan kepada beliau tentang ucapan shahabat Abu Dzar, “Kemiskinan lebih aku sukai daripada kekayaan dan (kondisi) sakit lebih aku sukai daripada (kondisi) sehat”. Maka al-Hasan bin ‘Ali berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Dzar, adapun yang aku katakan adalah: “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang Allah Ta’ala) berlakukan (bagi hamba-Nya)”.
Atsar (riwayat) shahabat di atas menggambarkan tingginya pemahaman Islam para shahabat radhiyallahu ‘anhum dan keutamaan mereka dalam semua segi kebaikan dalam agama[3].
Dalam atsar ini shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa kondisi susah (miskin dan sakit) lebih baik bagi seorang hamba daripada kondisi senang (kaya dan sehat), karena biasanya seorang hamba lebih mudah bersabar menghadapi kesusahan daripada bersabar untk tidak melanggar perintah Allah Ta’ala dalam keadaan senang dan lapang, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka”[4].
Akan tetapi, dalam atsar ini, cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengomentari ucapan Abu Dzar di atas dengan pemahaman agama yang lebih tinggi dan merupakan konsekwensi suatu kedudukan yang sangat agung dalam Islam, yaitu ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb (Pencipta, Pengatur, Pelindung dan Penguasa bagi alam semesta), yang berarti ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan takdir dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang tidak diberikan-Nya[5].
Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih kemanisan dan kesempurnaan iman, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah I sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (Nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya”[6].
Beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik dari kisah di atas:
- Bersandar dan bersarah diri kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baik usaha untuk mendapatkan kebaikan dan kecukupan dari-Nya[7]. Allah berfirman:
{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ}
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq: 3).
- Ridha dengan segala ketentuan dan pilihan Allah Ta’ala bagi hamba-Nya adalah termasuk bersangka baik kepada-Nya dan ini merupakan sebab utama Allah Ta’ala akan selalu melimpahkan kebaikan dan keutmaan bagi hamba-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku”[8].
Makna hadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala[9].
- Takdir yang Allah Ta’ala tetapkan bagi hamba-Nya, baik berupa kemiskinan atau kekayaan, sehat atau sakit, kegagalan dalam usaha atau keberhasilan dan lain sebagainya, wajib diyakini bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi hamba tersebut, karena Allah Ta’ala maha mengetahui bahwa di antara hamba-Nya ada yang akan semakin baik agamanya jika dia diberikan kemiskinan, sementara yang lain semakin baik dengan kekayaan, dan demikian seterusnya[10].
- Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi berkata,”Dunia (harta) tidaklah dilarang (dicela) pada zatnya, tapi karena (dikhawatirkan) harta itu menghalangi (manusia) untuk mencapai (ridha) Allah Ta’ala, sebagaimana kemiskinan tidaklah dituntut (dipuji) pada zatnya, tapi karena kemiskinan itu (umumnya) tidak menghalangi dan menyibukkan (manusia) dari (beribadah kepada) Allah. Berapa banyak orang kaya yang kekayaannya tidak menyibukkannya dari (beribadah kepada) Allah Ta’ala, seperti Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, demikian pula (sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) ‘Utsman (bin ‘Affan) dan ‘Abdur Rahman bin ‘Auf . Dan berapa banyak orang miskin yang kemiskinannya (justru) melalaikannya dari beribadah kepada Allah dan memalingkannya dari kecintaan serta kedekatan kepada-Nya…”[11].
- Orang yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala adalah orang yang mampu memanfaatkan keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan baginya untuk meraih takwa dan kedekatan di sisi-Nya, maka jika diberi kekayaan dia bersyukur dan jika diberi kemiskinan dia bersabar. Allah Ta’ala berfirman,
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ }
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu” (QS al-Hujuraat: 13).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[12].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 7 Jumadal ula 1432 H

Dari artikel zakat fitri by null
Imam adz-Dzahabi[1] dan Ibnu Katsir[2] menukil dalam biografi shahabat yang mulia dan cucu kesayangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa pernah disampaikan kepada beliau tentang ucapan shahabat Abu Dzar, “Kemiskinan lebih aku sukai daripada kekayaan dan (kondisi) sakit lebih aku sukai daripada (kondisi) sehat”. Maka al-Hasan bin ‘Ali berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Dzar, adapun yang aku katakan adalah: “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang Allah Ta’ala) berlakukan (bagi hamba-Nya)”.
Atsar (riwayat) shahabat di atas menggambarkan tingginya pemahaman Islam para shahabat radhiyallahu ‘anhum dan keutamaan mereka dalam semua segi kebaikan dalam agama[3].
Dalam atsar ini shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa kondisi susah (miskin dan sakit) lebih baik bagi seorang hamba daripada kondisi senang (kaya dan sehat), karena biasanya seorang hamba lebih mudah bersabar menghadapi kesusahan daripada bersabar untk tidak melanggar perintah Allah Ta’ala dalam keadaan senang dan lapang, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka”[4].
Akan tetapi, dalam atsar ini, cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengomentari ucapan Abu Dzar di atas dengan pemahaman agama yang lebih tinggi dan merupakan konsekwensi suatu kedudukan yang sangat agung dalam Islam, yaitu ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb (Pencipta, Pengatur, Pelindung dan Penguasa bagi alam semesta), yang berarti ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan takdir dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang tidak diberikan-Nya[5].
Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih kemanisan dan kesempurnaan iman, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah I sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (Nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya”[6].
Beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik dari kisah di atas:
- Bersandar dan bersarah diri kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baik usaha untuk mendapatkan kebaikan dan kecukupan dari-Nya[7]. Allah berfirman:
{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ}
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq: 3).
- Ridha dengan segala ketentuan dan pilihan Allah Ta’ala bagi hamba-Nya adalah termasuk bersangka baik kepada-Nya dan ini merupakan sebab utama Allah Ta’ala akan selalu melimpahkan kebaikan dan keutmaan bagi hamba-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku”[8].
Makna hadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala[9].
- Takdir yang Allah Ta’ala tetapkan bagi hamba-Nya, baik berupa kemiskinan atau kekayaan, sehat atau sakit, kegagalan dalam usaha atau keberhasilan dan lain sebagainya, wajib diyakini bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi hamba tersebut, karena Allah Ta’ala maha mengetahui bahwa di antara hamba-Nya ada yang akan semakin baik agamanya jika dia diberikan kemiskinan, sementara yang lain semakin baik dengan kekayaan, dan demikian seterusnya[10].
- Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi berkata,”Dunia (harta) tidaklah dilarang (dicela) pada zatnya, tapi karena (dikhawatirkan) harta itu menghalangi (manusia) untuk mencapai (ridha) Allah Ta’ala, sebagaimana kemiskinan tidaklah dituntut (dipuji) pada zatnya, tapi karena kemiskinan itu (umumnya) tidak menghalangi dan menyibukkan (manusia) dari (beribadah kepada) Allah. Berapa banyak orang kaya yang kekayaannya tidak menyibukkannya dari (beribadah kepada) Allah Ta’ala, seperti Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, demikian pula (sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) ‘Utsman (bin ‘Affan) dan ‘Abdur Rahman bin ‘Auf . Dan berapa banyak orang miskin yang kemiskinannya (justru) melalaikannya dari beribadah kepada Allah dan memalingkannya dari kecintaan serta kedekatan kepada-Nya…”[11].
- Orang yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala adalah orang yang mampu memanfaatkan keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan baginya untuk meraih takwa dan kedekatan di sisi-Nya, maka jika diberi kekayaan dia bersyukur dan jika diberi kemiskinan dia bersabar. Allah Ta’ala berfirman,
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ }
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu” (QS al-Hujuraat: 13).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[12].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 7 Jumadal ula 1432 H

Dari artikel zakat fitri by null

Imam adz-Dzahabi[1] dan Ibnu Katsir[2] menukil dalam biografi shahabat yang mulia dan cucu kesayangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa pernah disampaikan kepada beliau tentang ucapan shahabat Abu Dzar, “Kemiskinan lebih aku sukai daripada kekayaan dan (kondisi) sakit lebih aku sukai daripada (kondisi) sehat”. Maka al-Hasan bin ‘Ali berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Dzar, adapun yang aku katakan adalah: “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang Allah Ta’ala) berlakukan (bagi hamba-Nya)”.
Atsar (riwayat) shahabat di atas menggambarkan tingginya pemahaman Islam para shahabat radhiyallahu ‘anhum dan keutamaan mereka dalam semua segi kebaikan dalam agama[3].
Dalam atsar ini shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa kondisi susah (miskin dan sakit) lebih baik bagi seorang hamba daripada kondisi senang (kaya dan sehat), karena biasanya seorang hamba lebih mudah bersabar menghadapi kesusahan daripada bersabar untk tidak melanggar perintah Allah Ta’ala dalam keadaan senang dan lapang, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka”[4].
Akan tetapi, dalam atsar ini, cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengomentari ucapan Abu Dzar di atas dengan pemahaman agama yang lebih tinggi dan merupakan konsekwensi suatu kedudukan yang sangat agung dalam Islam, yaitu ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb (Pencipta, Pengatur, Pelindung dan Penguasa bagi alam semesta), yang berarti ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan takdir dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang tidak diberikan-Nya[5].
Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih kemanisan dan kesempurnaan iman, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah I sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (Nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya”[6].
Beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik dari kisah di atas:
- Bersandar dan bersarah diri kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baik usaha untuk mendapatkan kebaikan dan kecukupan dari-Nya[7]. Allah berfirman:
{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ}
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq: 3).
- Ridha dengan segala ketentuan dan pilihan Allah Ta’ala bagi hamba-Nya adalah termasuk bersangka baik kepada-Nya dan ini merupakan sebab utama Allah Ta’ala akan selalu melimpahkan kebaikan dan keutmaan bagi hamba-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku”[8].
Makna hadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala[9].
- Takdir yang Allah Ta’ala tetapkan bagi hamba-Nya, baik berupa kemiskinan atau kekayaan, sehat atau sakit, kegagalan dalam usaha atau keberhasilan dan lain sebagainya, wajib diyakini bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi hamba tersebut, karena Allah Ta’ala maha mengetahui bahwa di antara hamba-Nya ada yang akan semakin baik agamanya jika dia diberikan kemiskinan, sementara yang lain semakin baik dengan kekayaan, dan demikian seterusnya[10].
- Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi berkata,”Dunia (harta) tidaklah dilarang (dicela) pada zatnya, tapi karena (dikhawatirkan) harta itu menghalangi (manusia) untuk mencapai (ridha) Allah Ta’ala, sebagaimana kemiskinan tidaklah dituntut (dipuji) pada zatnya, tapi karena kemiskinan itu (umumnya) tidak menghalangi dan menyibukkan (manusia) dari (beribadah kepada) Allah. Berapa banyak orang kaya yang kekayaannya tidak menyibukkannya dari (beribadah kepada) Allah Ta’ala, seperti Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, demikian pula (sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) ‘Utsman (bin ‘Affan) dan ‘Abdur Rahman bin ‘Auf . Dan berapa banyak orang miskin yang kemiskinannya (justru) melalaikannya dari beribadah kepada Allah dan memalingkannya dari kecintaan serta kedekatan kepada-Nya…”[11].
- Orang yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala adalah orang yang mampu memanfaatkan keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan baginya untuk meraih takwa dan kedekatan di sisi-Nya, maka jika diberi kekayaan dia bersyukur dan jika diberi kemiskinan dia bersabar. Allah Ta’ala berfirman,
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ }
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu” (QS al-Hujuraat: 13).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[12].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 7 Jumadal ula 1432 H
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
Artikel www.muslim.or.id

[1] Dalam kitab “Siyaru a’laamin nubalaa’” (3/262).

Dari artikel zakat fitri by null
Imam adz-Dzahabi[1] dan Ibnu Katsir[2] menukil dalam biografi shahabat yang mulia dan cucu kesayangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa pernah disampaikan kepada beliau tentang ucapan shahabat Abu Dzar, “Kemiskinan lebih aku sukai daripada kekayaan dan (kondisi) sakit lebih aku sukai daripada (kondisi) sehat”. Maka al-Hasan bin ‘Ali berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Dzar, adapun yang aku katakan adalah: “Barangsiapa yang bersandar kepada baiknya pilihan Allah untuknya maka dia tidak akan mengangan-angankan sesuatu (selain keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan untuknya). Inilah batasan (sikap) selalu ridha (menerima) semua ketentuan takdir dalam semua keadaan (yang Allah Ta’ala) berlakukan (bagi hamba-Nya)”.
Atsar (riwayat) shahabat di atas menggambarkan tingginya pemahaman Islam para shahabat radhiyallahu ‘anhum dan keutamaan mereka dalam semua segi kebaikan dalam agama[3].
Dalam atsar ini shahabat Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa kondisi susah (miskin dan sakit) lebih baik bagi seorang hamba daripada kondisi senang (kaya dan sehat), karena biasanya seorang hamba lebih mudah bersabar menghadapi kesusahan daripada bersabar untk tidak melanggar perintah Allah Ta’ala dalam keadaan senang dan lapang, sebagaimana yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan (akan merusak agama) kalian, akan tetapi yang aku takutkan bagi kalian adalah jika (perhiasan) dunia dibentangkan (dijadikan berlimpah) bagi kalian sebagaimana (perhiasan) dunia dibentangkan bagi umat (terdahulu) sebelum kalian, maka kalian pun berambisi dan berlomba-lomba mengejar dunia sebagaimana mereka berambisi dan berlomba-lomba mengejarnya, sehingga (akibatnya) dunia itu membinasakan kalian sebagaimana dunia membinasakan mereka”[4].
Akan tetapi, dalam atsar ini, cucu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, al-Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhu mengomentari ucapan Abu Dzar di atas dengan pemahaman agama yang lebih tinggi dan merupakan konsekwensi suatu kedudukan yang sangat agung dalam Islam, yaitu ridha kepada Allah Ta’ala sebagai Rabb (Pencipta, Pengatur, Pelindung dan Penguasa bagi alam semesta), yang berarti ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan takdir dan pilihan-Nya, serta kepada apa yang diberikan dan yang tidak diberikan-Nya[5].
Sikap ini merupakan ciri utama orang yang akan meraih kemanisan dan kesempurnaan iman, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha dengan Allah I sebagai Rabb-nya dan islam sebagai agamanya serta (Nabi) Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai rasulnya”[6].
Beberapa pelajaran berharga yang dapat kita petik dari kisah di atas:
- Bersandar dan bersarah diri kepada Allah Ta’ala adalah sebaik-baik usaha untuk mendapatkan kebaikan dan kecukupan dari-Nya[7]. Allah berfirman:
{وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ}
Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya” (QS ath-Thalaaq: 3).
- Ridha dengan segala ketentuan dan pilihan Allah Ta’ala bagi hamba-Nya adalah termasuk bersangka baik kepada-Nya dan ini merupakan sebab utama Allah Ta’ala akan selalu melimpahkan kebaikan dan keutmaan bagi hamba-Nya. Dalam sebuah hadits qudsi Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku”[8].
Makna hadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala[9].
- Takdir yang Allah Ta’ala tetapkan bagi hamba-Nya, baik berupa kemiskinan atau kekayaan, sehat atau sakit, kegagalan dalam usaha atau keberhasilan dan lain sebagainya, wajib diyakini bahwa itu semua adalah yang terbaik bagi hamba tersebut, karena Allah Ta’ala maha mengetahui bahwa di antara hamba-Nya ada yang akan semakin baik agamanya jika dia diberikan kemiskinan, sementara yang lain semakin baik dengan kekayaan, dan demikian seterusnya[10].
- Imam Ibnu Muflih al-Maqdisi berkata,”Dunia (harta) tidaklah dilarang (dicela) pada zatnya, tapi karena (dikhawatirkan) harta itu menghalangi (manusia) untuk mencapai (ridha) Allah Ta’ala, sebagaimana kemiskinan tidaklah dituntut (dipuji) pada zatnya, tapi karena kemiskinan itu (umumnya) tidak menghalangi dan menyibukkan (manusia) dari (beribadah kepada) Allah. Berapa banyak orang kaya yang kekayaannya tidak menyibukkannya dari (beribadah kepada) Allah Ta’ala, seperti Nabi Sulaiman ‘alaihis salam, demikian pula (sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) ‘Utsman (bin ‘Affan) dan ‘Abdur Rahman bin ‘Auf . Dan berapa banyak orang miskin yang kemiskinannya (justru) melalaikannya dari beribadah kepada Allah dan memalingkannya dari kecintaan serta kedekatan kepada-Nya…”[11].
- Orang yang paling mulia di sisi Allah Ta’ala adalah orang yang mampu memanfaatkan keadaan yang Allah Ta’ala pilihkan baginya untuk meraih takwa dan kedekatan di sisi-Nya, maka jika diberi kekayaan dia bersyukur dan jika diberi kemiskinan dia bersabar. Allah Ta’ala berfirman,
{إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ }
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu” (QS al-Hujuraat: 13).
Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[12].
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Kota Kendari, 7 Jumadal ula 1432 H
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
Artikel www.muslim.or.id

[1] Dalam kitab “Siyaru a’laamin nubalaa’” (3/262).

Dari artikel zakat fitri by null

Kamis

20 Tips Keuangan ala Safir Senduk #1

Setelah kemarin kita membaca nasehat dan kutipan keuangan dari Safir Senduk, kali ini 20 tips keuangan akan hadir menemani anda di hari Minggu ini. Silakan menikmati 20 Tips Keuangan ala Safir Senduk edisi pertama.
1. Secara Sopan Santun, Bank gak boleh ngeluarin Kartu Kredit tanpa Seijin Kita.
2. Bisnis apa yang Modal Kecil tapi bisa dijual mahal? Bisnis Konsultasi.
3. Investasi Barang Koleksi. Semua Barang bisa dikoleksi, tapi tidak semua Barang Koleksi bagus untuk Investasi.
4. Anda Karyawan sekaligus Bisnis Sampingan? Silakan berhenti jadi Karyawan kalau Penghasilan Bisnis sudah 3x Gaji.
5. Pengen Mobil tapi Dana Terbatas? Pertimbangkan Mobil Second. Ini karena Nilai Mobil menyusut Sangat Besar di Tahun-tahun Pertama.
6. Pengen Kredit Mobil baru? Kalau punya cashnya, mending bayar cash aja.
7. Dua Macam Aset: (1) Aset yg bikin kita selalu Keluar Uang Tiap Bulan, dan (2) Aset yg bikin kita Dapat Uang Tiap Bulan.
8. 5 Komponen Biaya Liburan: (1) Transport, (2) Akomodasi, (3) Makan Minum, (4) Obyek Wisata, dan (5) Belanja & Oleh-oleh.
9. Anda Single Parent? Pertimbangkan untuk punya Bisnis Sendiri. Jangan Melulu mengandalkan Pekerjaan Sebagai Karyawan.
10. Kredit Barang Bank Syariah: Bank beli barang itu, lalu JUAL ke kita dgn Harga Lebih Tinggi yang kita cicil. Sampai Lunas. Fixed.
11. Beda Beli Barang via Kredit di Bank Umum & Bank Syariah? Bank Umum: Kita bayar Pokok+Bunga yg Naik Turun. Akadnya Kredit
12. Beda Nabung di Bank Umum & Bank Syariah? Di Bank Umum dapatnya Bunga. Di Bank Syariah dapatnya Bagi Hasil (dari Keuntungan Bank).
13. Makin Panjang Jangka Waktu Invest, makin GPP pilih Produk Investasi yg Potensi Hasilnya Besar biarpun Risikonya Besar.
14. Tab Berjangka vs Asuransi Jiwa? Kalau pilihannya hanya 2 itu, maka u/ Hasil Lebih Besar, pilih Tab. Berjangka.
15. Tips Liburan Budget Mepet: Tekan di Biaya Penginapan & Transport. Penginapan: Hotel Melati. Transport: Low Fare Airline.
16. Tiga Macam Budget Liburan: (1) Budget Mepet, (2) Budget Normal, (3) Budget Lebih.
17. Yg namanya Kredit, sebaiknya digunakan u/ Hal Produktif. Kalau Kredit cuma jadi Sofa, Baju atau Liburan, itu mah percuma.
18. Makan Sebelum Lapar, Berhenti Sebelum Kenyang. Dlm Keuangan, Siapkan Investasi dr Jauh Hari, dan Jgn Tamak dgn Returnnya.
19. Reksa Dana Syariah: Reksa Dana yang berinvestasi ke Instrumen Pasar Modal dan Pasar Uang yang sesuai Syariah Islam.
20. “Untuk yg baru kerja, Dana Terbatas, mulailah dengan Tabungan Berjangka, kemudian meningkat ke ReksaDana.